Aku tidak terlalu tertarik membahas masalah orang lain, tetapi aku lebih tertarik membahas pribadiku, itu jelas terlihat ketika aku berinteraksi dengan orang orang disekitarku dan isi tulisan tulisan ku. Rasa kekesalan, ketertarikan, bangga dan sebagainya aku ucapkan langsung pada mereka sehingga banyak yang menyangka aku sedikit kecentilan dan kasar. Ya.. aku tak bisa menahan rasa kesalku jika sudah marah dan aku juga tidak bisa memendam rasa jika menyukai orang lain. Soal diterima atau tidak itu bukan masalah, yang penting mereka tau dan hatiku lega. Usia dan level sosial seseorang tidak aku pandang jika aku sudah tak bisa menahan emosi. Tak jarang aku bersengketa dengan teman sediskusi, guru dan bahkan orang yang baru aku jumpai. Dan tak sedikit juga yang menyukai ku secara langsung. Maafkan aku jika sempat kata kasar keluar dari mulut ku, bukan berarti aku membenci dari dalam hatiku tapi hanya kesal dan dongkol saja.
Sebenarnya aku pemalu, tertutup tapi instingku kuat. Jarang prediksiku meleset, hanya aku tidak bisa mengungkapkannya. mmm... dengan kata lain aku bisa menganalis suatu masalah secara terperinci dalam bentuk logika sehingga hukum abstrak tidak berlaku bagiku.
Berbicara soal relationship. Aku susah sekali memulai, memasuki suatu pertemanan dan lingkungan baru. Syukur aku punya teman yang berjiwa extrovert, sehingga awal itu di dahului oleh mereka. Arta nita adalah teman yang sangat berjiwa extrovert, jadi dia selalu membawa aku ke dalam suatu perkumpulan dan pertemanan yang rame,sehingga banyak teman teman lainnya. Jika tidak aku rasa tidak ada yang akan menjadi teman ku. Bayangkan saja, berpacaran saja harus di mulai oleh Nita, putus pun harus Nita yang menyelesaikan. Nita adalah mak jomblang yang bagus sekali. Menanyakan harga rumah ku saja si Nita yang tawar menawar, si ibu kost bertanya " sekarang yang tinggal disini siapa sih?" aku hanya mengangguk angguk di belakangnya.
Soal shopping dan tawar menawar si Eva dan si Nita ratunya, kaki ku sudah pegal keliling dua kali pasar petisah yang begitu luas, aku hanya sebagai ajudan ikut dari belakang, bibir mereka yang dower kadang berantem dengan tukang jualan. Padahal aku yang berkepentingan membeli barang itu.
penjual : 150 rebu dek
Nita : alamak... mahal kali bg, bisa 50rb gak?
Eva : biasanya juga segitu.
Penjual : ah... mana ada. jauh kali tawaran mu dek... pergi keliling 5kali juga gak dapat. cantik cantik kok pelit sih.
Nita & eva : karena cantik harus pelit bang, sisa duitnya untuk kesalon. pokoknya 50, kalo tidak kami pergi, dan tak akan ada lagi pmebeli secantik kami. Gmn rika???? ( berbisik bisik)
Aku : (mengangguk2 saja dibelakang mereka. Tanda pasrah kecapen jalan)
dengan tawar menawar sedikit lama, si tukang jualan pasrah dengan rayuan maut eva dan nita. dan kami pergi senyam senyum mencari mangsa lain. eits... Jangan sama ibu ibu, nanti berabe...
Si ekstrovert and si Introvert
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
2 komentar:
Pagi dek...
Wahh seharusnya adek bersyukur sekali karna punya teman yang baik dan perhatian, kompak lagi...
ia kk mul. hi hi hi...
Posting Komentar