Pages

saat matahari ku tidak bersinar lagi

sudah setahun dua bulan aku tidak bisa melepas tawa dari hati paling dalam dan menikmati hidup selayaknya anak muda yang identik dengan hura hura dan lepas hidup tanpa beban, hatiku sepi dan kacau balau, ingin ku susun menjadi suatu ucapan syukur dan memahami arti hidup selama disini tapi tidak bisa juga ku mencicipi sedikit arti hidup itu. aku mulai berontak, mulai stress dan depressi, kulampiaskan dengan menekuni kerja ku dan menjadi kan kerja adalah fokus utama ku walaupun terkadang ingin aku lari dan berteriak "Tuhan.... dimana keadilan Mu? dimana? dimana? kapan dan kapan?. Sudah 1 buku tulis dan note kecil lain nya habis untuk coret coretan tentang kegalauan hatiku, catatan itu bukan diary karena diary pasti tulisan nya lebih rapi dan asyik dilihat. tapi buku itu penuh dengan coretan dan garis garis yang tidak dipahami oleh siapa pun, aku pun tidak memahami nya, tapi itulah yang sebenarnya di hati dan di pikiran ku. sudah seharusnya aku di bawa ke psikiater. jiwa dan pikiran ku sudah sedikit lari dari ambang batas gadis normal seusia ku. terkadang aku berpikir, aku adalah gadis yang tidak seberuntung gadis gadis diluar sana yang bisa menikmati hidup dengan temen temen nya berpakaian mahal dan up to date. sedangkan aku adalah karyawan di tempat jauh dari yang aku inginkan. hari hari yang kujalani mulai dengan berontak terhadap Tuhan pastinya dan ujung ujung nya berdampak pada mereka yang berinteraksi dengan ku. aku mulai tidak sopan dalam ucapan dan tingkah, walaupun sebenarnya itu bukan karakter aku sebenarnya, aku anak yang manis dan sopan hanya sedikit keras dan tegas.
 jika ditanya apa sih sebenarnya yang aku impikan, aku tidak bisa jawab, karena semua sudah hilang dan lenyap di bawa angin laut, yang tertinggal hanya pasir dan tandus. apalgi jika mengingat bapak dikampung, hatiku miris bercampur sedih. aku terkadang berontak terhadap dia, dia mendidik aku dengan keras dan terlalu mengekang, nah sekarang aku seperti ini, hidup susah dan miskin. ingin aku mati, ingin aku hilangkan beban ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

1 komentar:

Mulyani Adini mengatakan...

Seperti bagaimana caramu menulis...acak-acakan dan tidak tersusun rapi.
Adekku sayang...hidup ini banyak pilihan dan kita juga selalu dihadapi oleh pilihan. Pilihat yang sulit atau tidak...
Semua kembali kepada diri kita apakah kita ingin merubahnya atau menerima apa adanya....

Tuhan itu ada, dan selalu ada meskipun kita tidak tau wujudnya....jangan kau salahkan Bapakmu yang sudah bersusah payah mendidikmu hingga sekarang. Karna tanpa Bapakmu mungkin kau tidak termasuk anak yang pintar, manis atau sebagainya....

Posting Komentar